Warta.top – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta Pemerintah tidak bergantung pada impor kedelai, tetapi mengembangkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam Indonesia untuk memproduksi kedelai sendiri.
“Sebenarnya ini momentum bagi pemerintah untuk lepas dari ketergantungan impor kedelai, karena bagaimanapun juga konsumsi kedelai kita cukup tinggi. Konsumsi kedelai untuk tahu dan tempe tinggi, sehingga kita harus mencari jalan keluar. zona kenyamanan impor, ”kata Ketua Ikappi Abdullah Mansuri, kepada Liputan6.com, Senin (4/1).
Ia menjelaskan caranya dengan melibatkan semua elemen dan pihak, misalnya memberdayakan mahasiswa di perguruan tinggi pertanian, dengan mengajak mereka berdiskusi tentang struktur tanah agar kedelai bisa ditanam di Indonesia.
“Berikan kewenangan dan kepercayaan kepada anak bangsa untuk mendalami dan mencari tahu cara efektif apa yang dilakukan di Indonesia agar dalam 5 tahun ke depan kita bisa menikmati hasilnya tidak tergantung importir,” jelasnya.
Kementerian Perdagangan mencatat, pada Desember 2020 harga Kedelai dunia sebesar USD 12,95 per gantang, naik 9 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD 11,92 per gantang.
Hal tersebut berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), rata-rata harga kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar USD 461 ton, naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD 435 ton.
Faktor utama penyebab kenaikan harga Kedelai dunia adalah melonjaknya permintaan Kedelai dari China hingga Amerika Serikat sebagai negara pengekspor Kedelai terbesar dunia. Pada Desember 2020, permintaan kedelai China meningkat dua kali lipat, dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.